Minggu, 18 Oktober 2015

Jurnal Jo 3: Episode Cinta

Penulis: Ken Terate
Tebal buku: 240 halaman
Cetakan ke: 1
Tahun terbit: 2014
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Rating: 3 dari 5 bintang




blurb
Wah, ada cowok baru di kelas Jo Wilisgiri: Izzy. Izzy bukan sekadar cowok, tapi selebriti! Cakep, terkenal, lucu, perfect! Semua cewek dibuat "demam" olehnya, termasuk Jo. Tapi masalahnya Jo nggak boleh "demam" gara-gara cowok lain karena dia sudah punya Rajiv yang ganteng dan baik hati.
Seiring waktu Jo sadar si cowok selebriti itu ternyata jail luar biasa. Sebut saja: menciptakan berbagai olok-olok ajaib sampai mengerek baju renang di tiang bendera. Hm, awalnya lucu sih, tapi lama-lama kok norak ya. Apalagi kalau kamu yang dikerjain. Please deh, lucunya di mana sih?
Parahnya, Sally--sahabat sejati Jo yang sangat memuja Izzy--justru dikerjai oleh Izzy sampai masa depannya terancam suram. Jo pengin menyelamatkannya, tapi Sally justru marah dan memusuhinya. Nabila, sahabat Jo yang lain, dikerjai tapi mati-matian melarang Jo buat mengadu.
duh, masalah seolah tak ada habisnya. Hubungan Jo dengan Rajiv gonjang-ganjing karena Mama melarang Jo pacaran. Selain itu ada proyek besar semester ini: bikin laporan soal kelestarian sungai. Gawat! Dalam proyek ini Jo sekelompok dengan Izzy dan Sally. Bisa-bisa Jo bakal nggak dapet nilai.
Puncaknya: Rajiv, satu-satunya sahabat waras Jo, harus kuliah di Amerika.
Wow! Benar-benar semester yang gila untuk Jo. Berantakan, galau, kacau-balau, tetapi tetap seru, lucu, danpenuh cinta!

***

Perundungan
Pada kisah Jurnal Jo 3 ini, Ken Terate mengambil tema Bullying atau perundungan. Perundungan di masa kini sudah sering terjadi dan memakan cukup banyak korban. Secara sadar atau tidak perundungan terjadi di mana pun, entah itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun kantor. Pada kisah ini, perundungan terjadi di sekolah Jo yang dilakukan oleh anak baru bernama Izzy. Izzy sendiri berasal dari ibukota yang notabene seorang artis. Izzy cukup dikagumi mengingat dia artis dan dia cukup humble dengan siapa saja. Namun, di balik itu semua, Izzy adalah tukang bully.

Pro kontra perundungan pasti ada. Di satu sisi, Izzy didukung Nadine and the gank dan Sally--sahabat Jo. Sementara Jo, yang mulanya menganggap perundungan itu sebagai lucu-lucuan, menjadi kontra. Segalanya menjadi tidak lucu. Korban perundungan pun termasuk di bagian kontra.

Ken Terate memberikan contoh perundungan yang sering terjadi di anak remaja dan di lingkungan sekolah, seperti memanggil teman dengan sebutan fisik, nama yang diplesetkan, menyembunyikan barang teman, sampai sengaja meninggalkan satu temannya untuk bayar di restoran sementara dianya kabur. Di matanya lucu, di mata korban kan tentu tidak!

Berbagai reaksi dari korban perundungan dituliskan di buku ini. Ada yang bereaksi keras dengan menghajar Izzy, ada yang diam saja karena tak ingin memperpanjang masalah, ada yang justru membela Izzy, ada yang sampai orang tua turun tangan, dan ada yang senang dirundung karena membuatnya menjadi pusat perhatian yang dulu ia tak pernah diperhatikan. Dari keseluruhan reaksi tersebut, Ken Terate tidak menunjukkan efek perundungan sampai level depresi pada korban. Namun, menurut saya, yang diceritakan sudah cukup memberikan gambaran betapa tidak baik perundungan itu.

Setiap tindakan selalu ada penyebabnya. Pun perundungan yang dilakukan Izzy. Izzy memiliki alasan mengapa dia melakukan hal itu semua. Alasannya klasik! Namun, bukan karena klasik, kita menganggap remeh. Menurutku, ini menjadi bekal kita saat menjadi orang tua nanti. Nah, sekarang paham kan alasan Izzy melakukan demikian?

Setiap Orang Punya Kekurangan dan Kelebihan
Ah, iya. Di buku ini tokoh-tokohnya diberikan watak kekurangan dan kelebihan atau watak jahat dan baik. Sebut saja Jo yang tak acuh saat Sally berbuat hal yang merugikan dirinya. Atau Izzy yang tukang rundung ternyata punya skill fotografi yang keren. Bahkan Nadine, tipikal anak jahat sejak Jurnal Jo seri pertama, membelot dari Izzy. Semua karakter tersebut tetap dalam proporsinya. Semisal, Nadine yang dasarnya berkarakter jahat, ya proporsi sikap jahatnya lebih ditonjolkan daripada baiknya,

Jo dan Rajiv
Namanya juga teenlit, kalau tidak ada kisah percintaan anak remaja rasanya kurang lengkap. Masih sama dengan serial Jurnal Jo yang pertama dan kedua, Jo dan Rajiv kini pacaran. Ngg, saya tidak terlalu suka di bagian cerita ini. Terlalu berlebihan. Jo di satu sisi masih SMP, tapi berpikirnya sudah jauuuuuh sekali. Dia berpikir pacaran ini akan dibawa sampai ke tahap pernikahan. Pikirannya menjadi tidak-tidak kan. Di satu sisi, Rajiv yang sudah kelas 3 SMA, bakal kuliah di Amerika. Dan, Rajiv ini dewasaaaa sekali. Dia sayang Jo, tapi tidak mau memaksakan diri kalau Jo tidak mau pacaran. Beberapa dijelaskan gombalan ala Rajiv--yang menurutku bikin merinding. Hahahaha. Poin yang kusuka dari Rajiv ini dia bisa memposisikan kapan dia jadi pacar dan kapan dia jadi sahabat bagi Jo.

***

Jurnal Jo Episode Cinta ini adalah serial ketiga Jurnal Jo. Saya mengikuti Jurnal Jo karena ceritanya kok mirip-mirip kelakuan saya saat SMP. Hihihihi. Buku ini saya rekomendasikan untuk kalian yang sedang menginjak masa remaja. Mungkin ada beberapa cerita yang pasti kalian akan bilang, "Wah, ini aku banget!"

Oya, di ulasan ini saya lebih memilih memakai kata "perundungan" daripada "bullying". Hal itu semata-mata ingin menunjukkan bahwa "bullying" sudah memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Ya, jangan terlalu keminggris lah, kita kan orang Indonesia. Hehehe.

Oke, sekian ulasan dari saya,




2 komentar: