Penerjemah: Ary Kristanti
Editor bahasa: Salififa Zanbihan
Tebal buku: 141 + vii hal
Cetakan ke: 1
Tahun terbit: 2013
Penerbit: Liris
ISBN: 978-602-1526-12-5
Rating: 4 dari 5 bintang
blurb
Sang dokter meletakkan cangkirnya perlahan, sebelum membiarkan amarah menguasai dirinya.
"Tidak adakah hal yang lebih baik yang dapat kulakukan selain mengobati "Indian kecil" yang tersengat serangga? Aku bukan dokter hewan.
"Ya, Tuan," kata si pelayan.
"Memangnya dia punya uang?" desak sang dokter.
"Tidak, kan, mereka tak pernah punya uang. Aku, akulah satu-satunya di dunia yang didesak bekerja tanpa imbalan dan aku lelah dengan hal-hal seperti ni. Lihat dulu, apakah ia membawa uang."
***
Sejak menemukan mutiara berukuran besar dan berwarna keemasan membuat nelayan yang tinggal di La Paz bahagia. Tak hanya dirinya, istrinya, Juana pun bahagia mengingat mutiara itu sangat langka pun harganya mahal. Tentu mereka berharap jika dijual akan cukup membiayai anaknya, Coyotito yang sakit akibat gigitan kalajengking dan memenuhi kebutuhan mereka.
Dokter yang sempat menolak mereka, sengaja datang ke rumah ranting Kino yang letaknya di pinggir pantai. Jauh dari tempat mereka bekerja. Dokter pun berharap mendapat mutiara itu sebagai biaya pengobatan Coyotito. Semua orang di La Paz menganggap Kino telah menjadi orang kaya. Hal inilah yang membuat Kino banyak berharap dan menyusun rencana untuk kehidupan baru mereka.
Namun siapa sangka mutiara itu justru membawa bencana bagi Kino dan keluarga. Mereka diburu sekelompok orang yang tak dikenal. Pedagang mutiara sengaja berbohong mengatakan mutiara ini tidak berharga. Kekecewaan timbul dan Kino mengajak Juana pergi ke kota untuk menjual mutiara itu dengan harga yang menurutnya pantas.
***
Kemujuran, kalian tahu, biasanya mengajak serta pasangannya, yaitu tragedi." (hal 53)
Tidak ada yang menginginkan hidup tidak sejahtera. Begitulah yang saya tangkap dari keluarga Kino. Menjadi seorang ayah tentu ingin memberi kehidupan yang layak. Kebutuhan yang cukup, Coyotito yang bisa membaca dan menulis, Pernikahan di gereja agar bisa diberkati pendeta. Semua itu yang diharapan Kino saat ia menemukan mutiara langka.
Mutiara itu membawa kebahagiaan akan keinginan dan ketakukan akan dicuri. Mulai dari situ rasa syukur Kino perlahan memudar. Ia begitu protektif melindungi mutiara agar tidak dicuri orang. Memasang harga jual yang begitu mahal. Ia semakin berhalusinasi. Juana, sang istri, berkali-kali mengingatkan untuk membuang mutiara itu. Mutiara itu telah mengubah kehidupan mereka.
Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari buku ini. Dimulai dari sinopsis buku ini yang menjelaskan dokter kaya tapi pilih-pilih pasien, Kino yang hilang akal dan tamak perkara mutiara, dan karakter Juana yang taat pada suami dan penyayang.
Selain isi cerita, hal yang saya sukai adalah deskripsi latar tempat yang ditulis begitu detail oleh Steinbeck. Steinbeck menggambarkan desa pinggir pantai yang begitu tenang, sepi, dan damai. Begitu pula saat kondisi desa menjadi mencekam saat rumah Kino terbakar. Latarnya benar-benar tergambar di imajinasi saya.
Yang kurang dari buku ini adalah karakter Juana yang terlalu penurut dengan suami. Bukan apa-apa. Di buku sempat digambarkan saat Kino memukul wajah Juana dan menendangnya. Di sini tidak ada pembelaan Juana. Ya bagi saya itu sudah keterlaluan.
***
The Pearl mendapat penghargaan karya monumental dan Steinbeck sendiri merupakan penulis peraih nobel sastra 1962. Buku ini telah menjadi bagian bersejarah kelulusan mama saya menempuh Pendidikan Bahasa Inggris.
skripsi mom |
Sebagai penutup review ini, ada kuot menarik yang saya dapat dari skripsinya mama.
Wealth doesn't always bring happiness and peace."
-end-
nb: review ini diikutsertakan dalam Tantangan Ulas Buku season 2.
0 komentar :
Posting Komentar