The Secret of Two Suns


Penulis: Rudy Effendy
Editor: Aya Sophia
Tebal buku: 322 halaman
Terbit: 2013
ISBN: 978-602-7933-13-2
Penerbit: Laksana
Rate: 2 dari 5 bintang










Cinta selalu tahu jalannya. 
The Secret of Two Sun mengisahkan dua laki-laki yang rupanya saling menyukai, lebih tepatnya saling jatuh cinta. Mulanya mereka tidak menyadari hingga salah satu dari mereka, Febrian, menyatakan perasaan ke sahabatnya, Ardan, saat masih SMA. Ungkapan perasaan Febrian membuat Ardan tidak terima, dan persahabatan mereka putus begitu saja.

Febrian mulanya lega dengan apa yang telah dilakukannya itu, setidaknya apa yang dipendam selama ini tersampaikan. Tapi ia sedih ketika Ardan menghilang begitu saja. Tidak ada kabar Ardan sama sekali.

Tanpa disengaja Febrian bertemu Ardan di San Fransisco setelah Febrian selesai dengan bisnis perusahaan ayahnya. Ia mendapati Ardan bekerja sebagai male escort. Kerinduan yang sangat begitu menjalari perasaan Febrian. Berbagai pertanyaan ada di benaknya? Bagaimana Ardan bisa berprofesi sebagai male escort? Bagaimana ia bisa menjajahkan tubuhnya pada sesama lelaki? Kalau dia seperti itu, mengapa ia dulu menolaknya?

Pertemuan mereka sempat diawali dengan pertengkaran. Ardan tidak ingin bertemu Febrian, sementara Febrian sebaliknya. Febrian tak kehabisan akal. Ia menghubungi agen yang menaungi Ardan untuk memesan Ardan dengan biaya tinggi. Hanya dengan cara itu ia bisa menghabiskan waktu bersama lelaki yang dicintainya selama ini.

Di satu sisi, Ardan memiliki pelanggan tetap yang begitu posesif dengannya. Pelanggan tetap itu marah saat Ardan menghabiskan waktu bersama Febrian. Pelanggan ini turut merusak hubungan mereka berdua. 

Vinny, kekasih Febrian di Indonesia, sempat merasakan hal aneh saat Febrian di San Fransisco. Telepon Vinny jarang diterima Febrian, dan ketika diangkat pun Febrian menjawab dengan malas. Dan Febrian tidak pernah bercerita jika ia punya teman di San Fransisco. Hubungannya menjadi gamang, padahal mereka seharusnya mempersiapkan pernikahan.

Tapi, tidak ada yang bisa menolak cinta sejati, bukan?


***

Saya melihat buku ini saat ada obral dari Gramedia. Melihat beberapa tanggapan penulis lain di cover belakang buku ini, saya terusik untuk membelinya. Menurut saya ceritanya datar-datar saja, meskipun tema yang diangkat masih dianggap tabu oleh masyarakat.

Penggambaran karakter Febrian dan Ardan cukup membuat saya merinding. Maklum ini kali pertama saya baca tulisan tentang gay. Febrian dan Ardan digambarkan sebagai sosok yang sangat sempurna. Febrian menilai prafum Ardan sangat menggoda, bibirnya yang tipis, rambutnya, dada bidangnya. Jujur saja, saya sedikit merinding. Sempat juga diceritakan saat Febrian dan Ardan melakukan hubungan intim. Ah, entahlah, menurut saya penjelasannya cukup kasar dan terburu-buru, sehingga saya langsung skip bagian ini.

Hubungan Febrian dan Vinny juga diceritakan secara datar. Meskipun cerita romance adalah cerita yang 'itu-itu saja', tapi saya yakin setiap penulis punya cara menjadikan yang 'itu-itu saja' menjadi lebih istimewa,

Namun, saya salut dengan Rudy Effendy yang berani menulis tema ini. Tidak semua penulis berani lho. Bahkan dari cover dan sinopsis, sudah jelas kalau cerita ini tentang gay. Risiko dari keberanian Rudy ini adalah orang awam kurang minat untuk membeli, apalagi membaca. Yang tertarik mungkin orang dengan basic psikologi, sosiologi, atau semacamnya.

sekian review dari saya.



0 komentar :

Posting Komentar

Back to Top