Judul: London "Angel"
Penulis: Windry Ramadhina
Penerbit: Gagas Media
Tebal Buku: 330 + x halaman
Rate: 4,5 / 5 bintang
Pembaca tersayang,
Mari berjalan di sepanjang bantaran Sungai Thames dalam rintik gerimis dan gemilang cahaya dari London Eye.
Windry Ramadhina, penulis "Orange", "Memori", dan "Montase", membawa kita menemani seorang penulis bernama Gilang mengejar cinta Ning hingga Fitzrovia. Namun ternyata tak semudah itu menyatakan cinta. Kota London malah mengarahkannya kepada seorang gadis misterius berambut ikal. Dia selalu muncul ketika hujan turun dan menghilang begitu hujan reda. Sementara itu, cinta yang dikejarnya belum juga ditemuinya. Apakah perjalanannya kali ini sia-sia belaka?
***
I fell in love with you, I don't know how, I don't know why, I just did.
I love you yesterday, I love you still, I always have, I always will...
Diawali dengan omongan gila Gilang sambil minum whisky bersama teman-temannya, Akhirnya penulis roman picisan ini terbang ke London demi mengejar cintanya, Ning. Ning, gadis cantik teman sejak kecilnya telah membuat Gilang terpesona yang akhirnya memutuskan mengabdi di Galeri Tate Modern London sebagai seniman.
Saat tiba di London, Gilang dipertemukan berbagai persoalan yang dihadapi orang-orang sekitarnya. Gilang bertemu dengan V di pesawat yang rupanya pergi ke London untuk bertemu istrinya yang hampir menjadi mantan istri. Gilang juga dihadapi dengan masa lalu Madam Ellis dan Mr. Lowesly, yang kasusnya Mr. Lowesly memiliki rasa cinta yang amat dalam terhadap Madam Ellis.
Lalu bagaimana dengan hubungan Gilan dan Ning sendiri?
Alih-alih ia bertemu dengan Ning di hari pertama di London, Gilang malah bertemu sosok prempuan cantik yang misterius, Goldilocks. Goldilocks muncul hanya pada saat hujan, kemudian hilang dengan cepat saat hujan berhenti. Gilang bertemu dengannya di Bankside saat gerimis. Goldilocks yang berambut ikal ini datang dengan payung merahnya kemudian mengajak Gilag naik London Eye. Tidak ada yang namanya kebetulan. Gilang sering melihat atau bertemu Goldilocks saat hujan. Percaya atau tidak, memang seperti itu. Pertemuan yang bukan kebetulan ini membuat Gilang terus mencari-cari siapa sosok Goldilocks.
Dan saat itulah Goldilocks menjadi kunci emas (golden lock) seluruh persoalan yang dihadapi Gilang selama di London. Tak luput juga kisahnya dengan Ning.
London Eye - Sungai Thames (http://stock-free-images.com/) |
Kisah cintanya dengn gadis pujaannya akhirnya berlanjut. Gilang berhasil bertemu dengan Ning. Dan hari-harinya begitu cerah dejak Ning berada di sisinya. Selama di London, Gilang diajak Ning berkeliling Tate Modern, dan tempat-tempat seni lainnya yang sangat digilai Ning. Gilang begitu bahagia. Tapi ia ingat, tujuan dia ke London bukan hanya menghabiskan waktu dengan Ning. Gilang ingin mengatakan bahwa Ning lah satu-satunya wanita yang sukses bertengger di hatinya bertahun-tahun.
***
Keren!! Windry Ramadhina sukses bikin saya betah baca buku ini. Tulisannya ringan dan mengalir meskipun menggunakan bahasa baku. Dari awal saya baca, tujuan dari buku ini mudah ditebak. Gilang mengejar cinta Ning. Meskipun demikian, Windry sukses memasukkan permasalahan lain yang sungguh, begitu menyentuh, tetapi tidak merusak alur kisah cinta Gilang. Jujur saja, semua ini berkat tokoh Goldilocks. Goldilocks lah kunci emas dari semua cerita di buku ini. Seperti kunci yang mampu membuka segala pintu. Sungguh saya kagum dengan tokoh Goldilocks ini.
Klimas cerita bikin saya terenyuh, lalu mendadak jantung berdetak lebih cepat (eh, ini serius). Antiklimaksnya pun tidak pernah saya duga.
Dari segi penokohan, Windry tidak menjelaskan secara gamblang bahwa Gilang sosok yang baik, kaya, atau semacamnya. Windry menggambarkan dalam setiap tingkah laku Gilang. Begitu pula dengan tokoh Ning, Madam Ellis, Mr. Lowesly, dan Goldilocks.
Keberhasilan utama Windry adalah sanggup membawa pembaca merasakan alur cerita ini, seolah-olah pembaca mampu merasakan apa yang dirasakan Gilang selama di London.
note: tulisan ini diadaptasi sedikit dari blog lama saya, dewayantiputri.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar